Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Untuk Menurunkan Jumlah Penderita Penyakit Kulit (Scabies) di Dayah Nurul Huda Aceh Besar
DOI:
https://doi.org/10.62710/6wxjd524Keywords:
Personal Hygiene, Senitasi Lingkungan, (Scabies)Abstract
Scabies atau penyakit kudis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap (sarcoptes scabies varietas) hominis. (Scabies) adalah penyakit yang sangat menular, penularan dapat terjadi akibat kontak langsung dengan kulit pasien atau tidak langsung dengan benda yang terkontaminasi tungai. (Scabies) banyak ditemukan pada daerah padat penduduk seperti daerah kumuh, penjara, panti asuhan, panti jompo, pondok pesantren dan sekolah asrama. Pondok pesantren merupakan sekolah yang menekankan pada pelajaran agam islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen Tujuan penulisan ini untuk mengetahui penerapan kesehatan tentang personal hygiene dan senitasi lingkungan untuk menruunkan jumlah penderita penyakit kulit (scabies). Kejadian (scabies) dapat mempengaruhi oleh beberapa factor diantaranya pengetahuan, social ekonomi yang rendah, hygine yang buruk, perkembangan demografi serta ekologi tapi masih ada yang salah factor pengetahuan sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit (scabies), seseorang dengan pengetahuan yang rendah akan berpengaruh pada perilaku kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pendidikan Kesehatan Tentang Personal Hygine dan Sanitasi Lingkungan Untuk Menurunkan Jumlah Penderita Penyakit Kulit (Scabies). Desain penelitian ini menggunakan Desain penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan suatau situasi, subjek, perilaku atau fenomena. Pada penelitian ini hanya melihat pengetahuan Pendidikan Kesehatan Personal Hygine dan Sanitasi Lingkungan Untuk Menurunkan Jumlah Penderitan Penyakit Kulit (Sacies).
References
Brown, R.G. and Tony B, 2005. Lecture Notes Dermatology. 8th ed. Yogyakarta: Erlangga.
Badri M. 2007. Hygiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo. Media Litbang Kesehatan, XVII, 20–27.
Djuanda. A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Univesrsitas Indonesia.
Departemen RI (2009). Pedoman perilaku hygiene, Depkes RI, Jakarta (Suduran Drs. Suklan, SKM, SMC).
Handoko R P. Scabies dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (Edisi keenam) Badan Penerbit FKUI, 2010. Jakarta, 122-125
Kuspriyanto. Pengaruh Sanitasi dan Hygiene Perorangan Terhadap Penyakit Kulit. Tesis.
McCarthy, JS, Kemp, D, dan Currie, BJ. 2004. Scabies : more than just an irritation. Postgraduate Medical Journal. 80:382-387.
Muin. (2009). Hubungan umur, pendidikan, jenis kelamin dan kepadatan hunian ruang tidur terhadap kejadian skabies. Diperoleh tanggal 27 Oktober 2021 dari repository.usu.ac.id.
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. (Edisi Revisi). Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajaran Fundamental Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika. Hal 169-174.
Ratnasari, A. F. & Sungkar, S., 2015. Prevelensi Scabies dan Faktor-faktor yang Berhubungan di Pesantren x, Jakarta Timur. Ejurnal Kedokteran Indonesia Volume 2, pp. 8-9.
Sumaryo S (2008). Faktor Hygiene Perorangan Terhadap Kejadian Scabies Di Pondok Pesantren An-Najach Magelang UNDIP- Semarang.
Siregar R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit (edisi kedua). 2005. Jakarta : EGC
Soemirat J. Kesehatan Lingkungan. 2011. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.
Sudirman. T. Scabies: Masalah Diagnosis dan Pengobatannya. Majalah Kedokteran Damianus. 2006; 5: 177.
Sucipto, C.D. 2011. Vektor Penyakit Tropis. Yogyakarta: Goysen Publishing.
Trisnawati. (2009). Hubungan Antara Kecukupan Air Mandi, Kepadatan Hunian Kamar, dan Praktik Kesehatan Diri Dengan Kejadian Scabies pada Santri Pondok Pesantren AL Itqon Kelurahan Tlogosari Waten, Skipsi.
Tarwoto, & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. 4th ed. Jakarta : Salemba Medika.