Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Nyeri Pada Kasus Myofascial Pain Syndrome Otot Upper Trapezius

Authors

  • Siti Sara Universitas Muhammadiyah Aceh Author
  • Sri Alna Mutia Universitas Muhammadiyah Aceh Author
  • Amelia Fadlina Universitas Muhammadiyah Aceh Author

DOI:

https://doi.org/10.62710/fqjpge66

Keywords:

De quervain syndrome, ultrasound, stretching exercise

Abstract

Myofascial pain syndrome merupakan suatu kondisi nyeri otot kronik yang ditandai dengan adanya trigger point. Trigger point adalah titik nyeri yang hipersensitif dan bertempat pada otot yang tegang atau mengalami pengerasan (taut band). Myofascial pain syndrome disebabkan karena trauma otot dan bisa juga karena beban kerja otot yang berlebihan. Nyeri leher yang mengalami myofascial pain syndrome terletak pada otot upper trapezius. Tujuan : Untuk mengetahui penggunaan modalitas Infrared, Ultrasound, terapi latihan Myofascial release technique dan Contract relax Stretching dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan LGS. Hasil : Setelah dilakukan terapi sebanyak enam kali didapatkan hasil adanya pengurangan rasa nyeri tekan, gerak dan diam. Kesimpulan: Penggunaan alat infrared tidak berpengaruh dalam penurunan intensitas nyeri tetapi sinar ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan metabolisme tubuh. Ultrasound terbukti dapat mengurangi nyeri, kekuan otot, dan mengurangi trigger point. Getaran mekanis dari gelombang ultrasond dapat membantu memecah perlengketan dan merileksasikan otot yang tegang, yang terjadi pada myofascial pain syndrome. Myofascial Release Technique dan Contract Relax Stretching terbukti efektif dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) pada pasien.

References

Fibriani, Indah Ayu, and Eko Budi Prasetyo. (2018). “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain Et Causa Spondylosis Lumbal Dengan Modalitas Ultrasound, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation Dan William’S Flexion Exercise Di Rsud Kraton Pekalongan.” Jurnal Fisioterapi Dan Rehabilitasi 2 (2):104–14. https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v2i2.26.

Jaleha, B., Gede Adiatmika, I. P., Sugijanto, S., Muliarta, I. M., Tirtayasa, K., & Krisna Dinata, I. M. (2020). McKenzie Neck Exercise Lebih Baik Dalam Menurunkan Disabilitas Leher Daripada Dynamic Neck Exercise Pada Penjahit Dengan Myofascial Pain Syndrome Otot Upper Trapezius. Sport and Fitness Journal,8(2),41. https://doi.org/10.24843/spj.2020.v08.i02.p05.

Lofriman. (2018). Nyeri pada Otot (Myofascial Pain). 1, 234–239. Salavati, M., Akhbari, B., Ebrahimi Takamjani, I., Ezzati, K., & Haghighatkhah, H. (2017). Reliability of the Upper Trapezius Muscle and Fascia Thickness and Strain Ratio Measures by Ultrasonography and Sonoelastography in Participants With Myofascial Pain Syndrome. Journal of Chiropractic Medicine, 16(4),316–323. https://doi.org/10.1016/j.jcm.2017.06.003.

Sunyiwara, A. S., Putri, M. W., & Sabita, R. (2019). Pengaruh Myofacial Release Kombinasi dengan Hold Relax terhadap Myofacial Pain Syndrome. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 12(2), 582-587.https://doi.org/10.48144/jik s.v12i2.173.

Tsabita, R., Aktifah, N., & Sunyiwara, A.S. (2021). Pengaruh Kombinasi Ischemic Compression Dan Stretching Pada Myofascial Pain Syndrome Otot Upper Trapezius. FISIO MU: Physiotherapy Evidences, 2(1), 47–53.

Downloads

Published

2024-11-01

Issue

Section

Articles