KONSERVASI GAJAH BARUMUN NAGARI WILDLIFE SANCTUARY KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER

Authors

  • Mhd Aldi Sanjaya Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Padang Panjang Author
  • Benny Kurniadi Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Padang Panjang Author
  • Aziz Fauzi Rahmat Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Padang Panjang Author

DOI:

https://doi.org/10.62710/wcechs65

Keywords:

Barumun Nagari Wildlife Sanctuary, Fotografi Dokumenter, Gajah Sumatera, Konservasi, Padang Lawas Utara

Abstract

Hutan tropis adalah ekosistem hutan yang terletak di daerah sekitar khatulistiwa. Hutan ini merupakan habitat bagi lebih dari separuh spesies tumbuhan dan hewan di dunia, salah satunya gajah Sumatera. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan subspesies gajah Asia yang berhabitat di Pulau Sumatera. Gajah Sumatera berstatus terancam punah (Critically Endangered) menurut International Union for Conservation of Natural Resources (IUCN). Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) memiliki lembaga konservasi in-situ untuk menyelamatkan populasi gajah Sumatera, yaitu Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS), yang berlokasi di Desa Batu Nanggar Aek Godang, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas Utara. BNWS pada awalnya merupakan perkebunan kelapa sawit milik seorang pengusaha bernama Kasim Wijaya. Di tengah keprihatinan akan populasi Gajah Sumatera yang kian menyusut, serta kecintaan beliau terhadap satwa, Kasim Wijaya menghibahkan seluruh tanahnya menjadi tempat konservasi untuk menyelamatkan Gajah Sumatera. Metode penelitian yang digunakan meliputi persiapan, perancangan, perwujudan, dan penyajian karya, serta metode EDFAT. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya menjaga habitat untuk keberlangsungan hidup satwa yang dilindungi seperti gajah Sumatera.

References

Agenta, et al. (2023). Anak Berkebutuhan Khusus Di Slbn 1 Lima Kaum Dalam Fotografi Dokumenter. Matalensa: Journal of Photography and Media.

Gopala, et al. (2015). Elephas maximus ssp. sumatranus, Sumatran Elephant View on www.iucnredlist.org THE IUCN RED LIST OF THREATENED SPECIESTM. https://doi.org/10.2305/IUCN.UK.2011

Irwandi, Pamungkas. (2017). Foto Dokumenter Bengkel Andong Mbah Musiran: Penerapan EDFAT dalam Penciptaan Karya Fotografi. Jurnal Rekam Vol.13.No 1.Yogyakarta: ISI Yogyakarta.

Soelarko. (1990). Komposisi Fotografi. Jakarta: Balai Pustaka.

Susanti, I. (2021). Membaca Makna Karya Fotografi Dokumenter. Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni. http://creativecommons.org/licenses/by/4.0

Wijaya, Taufan. (2016). Photo story handbook : panduan membuat foto ceria (Cet.1). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Downloads

Published

2025-03-06

Issue

Section

Articles